CAHAYA POKER AGEN POKER ONLINE TERPERCAYA

Minggu, 12 Januari 2020

Konflik Iran-AS Memanas, Ini 5 Fakta Hubungan Dua Negara yang Pasang-Surut Sejak Dulu

Konflik Iran-AS Memanas, Ini 5 Fakta Hubungan Dua Negara yang Pasang-Surut Sejak Dulu

Konflik Iran dan AS kembali memanas setelah AS melakukan serangan pesawat nirawak dan menewaskan panglima militer Iran, Qassim Sulaimani, Jumat (3/1). Iran naik pitam dan membalas AS dengan menyerang dua basis pasukan AS di Irak, Rabu (8/1). AGEN POKER ONLINE

Tagar Iran vs AS memuncaki Trending Topic Twitter beberapa hari terakhir. Tak sedikit netizen yang beranggapan, Perang Dunia III akan segera berlangsung. Namun, dari pihak AS maupun Iran belum ada deklarasi perang.

Setelah serangan balas dendam Iran terjadi, Trump menanggapinya dengan percaya diri kalau semuanya akan baik-baik saja. Begitu pula Iran lewat Menteri Luar Negerinya, mengatakan serangan rudal terebut adalah bentuk pertahanan.

Hubungan dua negara ini memang sudah dikenal kerap mengalami pasang surut, terlebih setelah Perang Dunia II berakhir. Berikut fakta hubungan Iran dan AS dari dulu hingga saat ini, dilansir dari berbagai sumber.

Dari Kudeta

Pasca Perang Dunia II (PD II), tepatnya sekitar tahun 1950-an, hubungan Iran dengan AS mulai mengalami konflik. Di awali dari kudeta yang dilakukan Inggris dan AS untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) terpilih saat itu, Mohammed Mossadegh. BANDAR Q

Mossadegh dikenal dengan wacana nasionalisasi hasil bumi, terutama minyak. Inggris yang selama beberapa dekade telah mengeksploitasi SDA Iran, meminta bantuan AS untuk melakukan propaganda dan mengembalikan kekuasaan Iran ke Reza Pahlavi.

Kudeta tersebut mendapatkan apresiasi di AS, namun berhasil menebar benih-benih kebencian terhadap AS dan memicu sentimen Anti-AS di Timur Tengah.

Kerja Sama Nuklir

Usai keberhasilan kudeta, pemerintah Iran dan AS mengambil jalan tengah terkait nuklir dengan menandatangani perjanjian program Atoms for Peace tahun 1957.

Mohammad Reza Pahlavi kembali berkuasa. Dengan program hasil kerja sama dengan AS ini, Pahlavi membuka Pusat Penelitian Nuklir di Universitas Teheran.

Tak hanya bekerja sama lewat program nuklir saja, Iran juga pernah menerima reaktor nuklir dan bahan bakar uranium, serta senjata dari AS. Hubungan Iran-AS di bawah pimpinan Pahlavi, dari tahun 1957 hingga 1970-an berada di tingkat hubungan baik.

Revolusi Iran, Sentimen Anti-AS

Pahlavi yang mendapatkan kembali kekuasaannya lewat kudeta Inggris dan AS, memiliki oposisi yang cukup kuat di Iran. Salah satu oposisi kuat saat itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang gencar menyuarakan kebencian terhadap Pahlavi dan AS, dikirim ke pengasingan tahun 1964.

Walau dikirim ke pengasingan, pemikiran Khomeini telah menyebar dan membuat sentimen Anti-AS dan Pahlavi memuncak. Tahun 1978, warga Iran melakukan demonstrasi di Jaleh Square, namun berakhir ricuh dengan ditembakinya demonstran oleh tentara pemerintah.

Gejolak revolusi Iran semakin sulit dibendung. Pada 16 Januari 1979, Pahlavi pergi ke luar Iran berdalih liburan. Imam Khomeini kembali ke Iran dan mengobarkan semangat revolusi. Tanggal 1 April 1979, Iran resmi menjadi Republik Islam Iran.

AS di Balik Perang Iran dan Irak

Usai revolusi brutal, Khomeini dan AS menunjuk Medhi Bazargan sebagai perdana menteri baru untuk menormalkan hubungan dua negara ini. Hubungan Iran dan AS tak kunjung mendingin, mahasiswa melakukan penyanderaan diplomat AS di Teheran.

Januari 1981, Carter, Presiden AS saat itu menjatuhkan sanksi pada Iran dengan membekukan sejumlah uang di aset Iran, dan berakhir pemutusan hubungan diplomatik.

Negara tetangga Iran, Irak memanfaatkan kekacauan Iran dengan memulai perang tahun 1980. Di balik perang Iran dan Irak ini, ada AS di tengah-tengah. Ketegangan tiga negara ini terus berlangsung dengan diwarnai perundingan dan sanksi-sanksi internasional.

Hubungan Iran-AS Kembali Memanas di Masa Trump
Di masa kepemimpinan Bill Clinton, pernah mencoba upaya untuk mengurangi ketegangan antar dua negara, namun gagal. Awal tahun 2000, Goerge W. Bush bekerja sama dengan Iran untuk melawan musuh bersama, Taliban pasca serangan 9/11.

Dua negara ini kembali bersitegang tahun 2005-2006, soal pengayaan nuklir yang dilakukan Iran. Buntut panjang masalah nuklir ini berimbas pada impor minyak Iran dan menyebabkan Iran mengalami penurunan ekonomi tahun 2012-2013. AGEN DOMINO QQ

Untuk pertama kalinya setelah tiga dekade, dua pemimpin negara, Obama dan Rouhani berkomunikasi langsung lewat telepon. Walau begitu hubungan dua negara ini masih pasang surut.

Saat Trump menjabat, AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran. Ketegangan dua negara kembali memuncak. Terakhir, awal 2020, AS membunuh Panglima Jenderal Qassim Sulaimani. Beberapa hari berikutnya, Iran membalas dengan serangan rudal di basis pasukan AS di Irak.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Banner

Popular Posts

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

CAHAYA : Hantu Korban Tertabrak Kereta Api

Malam ini gw akan cerita pengalaman waktu kecil, terjadi pada pertengahan tahun 90an, waktu itu gw masih kelas empat SD. Walaupun peristiwan...

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © CAHAYA BERITA 88 | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com