Tren mewarnai rambut memang sudah ada sejak lama. Hal ini lantaran, sebagian besar wanita menganggap pewarna rambut bisa menunjang penampilan mereka. Tak ayal, banyak wanita yang memilih untuk mewarnai rambut mereka sesuai dengan seleranya masing-masing.
Begitu pula dengan wanita dari Inggris bernama Robyn Cherry. Dia pergi ke salon kecantikan untuk mewarnai rambutnya menjadi coklat. Nahas, bukannya terlihat sempurna, pewarna rambut yang digunakannya itu nyaris berujung dengan kematian. Berikut informasinya dilansir dari World of Buzz. AGEN POKER ONLINE
Kesalahan Terburuk di Dalam Hidupnya
Robyn Cherry, wanita berusia 29 tahun ini menceritakan penderitaannya usai mewarnai rambut. Bukan main-main, wanita asal Inggris ini nyaris saja kehilangan nyawanya akibat alergi pada salah satu kandungan kimia pada pewarna rambutnya. Kala itu, tepatnya tahun 2010, Robyn memutuskan untuk berkunjung ke sebuah salon untuk mewarnai rambutnya.
Ini bukanlah kali pertamanya, sebab biasanya dia akan memutihkan rambutnya (bleaching) dua kali sebulan. Robyn juga menjelaskan, dia akan melakukan tes tempel (alergi) dan menunggunya dengan sabar selama 48 jam terlebih dahulu.
Saya selalu melakukan tes tempel dan menunggu 48 jam. Tetapi setelah bertahun-tahun, saya memutuskan untuk kembali ke rambut cokelat alami saya, katanya.
Tidak Menemukan Reaksi Alergi
Wanita berusia 29 tahun ini juga menjelaskan jika pihak salon telah memberikannya tes tempel sehari sebelum melakukan tindakan pewarnaan. Saat itu, Robyn mengaku tidak mengalami reaksi apapun, untuk itu dia tetap melanjutkan pewarnaan di hari selanjutnya.
"Hari berikutnya penata rambut meminta saya untuk datang dan mereka mewarnai rambut saya cokelat," katanya.
Kulit Kepala Mulai Terbakar
Sayang, beberapa menit setelah meninggalkan salon tersebut, kulit kepalanya mulai terbakar. Kendati begitu, wanita ini masih mengabaikannya dan tetap menjalankan kegiatan rutinnya. Nahas, saat bangun tidur keesokan harinya, Robyn mendapati wajahnya telah membengkak dua kali lipat.
"Kepalaku benar-benar terlihat seperti tomat, aku sangat takut. Dan rasa sakit itu menyiksa. Kepalaku terasa sangat panas hingga aku merasa seperti mau lepas," katanya. BANDAR QQ
Dilarikan ke Rumah Sakit
Mengetahui wajah sang anak membengkak, ibu Robyn langsung membawanya ke dokter umum. Akan tetapi, resepsionis nya menganjurkan untuk langsung membawa Robyn ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit, wajah Robyn semakin membengkak hingga membuat saluran napasnya terhambat. Langsung saja, Robyn segera dibawa ke unit resusitasi.
"Aku bisa merasakan wajahku semakin besar dan mataku bengkak. Saya benar-benar buta, itu mengerikan," katanya.
Robyn menceritakan apa yang dia dengarkan dari dokter selama di dalam ruangan tersebut. Sang dokter mengatakan, kulit kepala wanita berusia 29 tahun ini lecet dan terus menerus pecah. Selain itu, Robyn juga mengalami kerontokan rambut. Parahnya, setiap beberapa menit, Robyn tak sadarkan diri karena rasa sakit yang dideranya.
"Saya terus pingsan setiap beberapa menit karena rasa sakit dan benar-benar histeris. Dokter memberi saya suntikan adrenalin dan steroid," ungkap Robyn.
Reaksi Alergi Terburuk yang Pernah Dilihat Dokter
Bukan hanya dia, sang dokter pun juga mengatakan jika alergi ini merupakan reaksi terburuk yang pernah dilihatnya. Bahkan, sang dokter sendiri mengatakan bila Robyn bisa saja meninggal jika sang dokter meninggalkannya selama satu jam. Mengetahui kenyataan tersebut, Robyn langsung berserah kepada Tuhan untuk terus membantunya.
"Mereka mengatakan itu adalah reaksi terburuk yang pernah mereka lihat dan, jika aku meninggalkannya satu jam lagi, aku akan mati. Saya takut dan terus memohon kepada mereka untuk membantu saya," paparnya. AGEN DOMINO QQ
Setelah menjalani rentetan observasi dan pemeriksaan, dokter menemukan pencetus reaksi alergi tersebut. Robyn dikatakan memiliki alergi terhadap paraphenylenediamine (PPD), salah satu bahan yang umum digunakan untuk pewarna rambut. Lebih lanjut dokter mengatakan, pihak salon seharusnya membiarkan tes tempel bekerja selama 48 jam bukan 24 jam saja.
Imbas Panjang dari Reaksi Alergi Itu
Terlepas dari kandungan PPD pada tubuhnya, tak lantas membuat Robyn menjadi sembuh. Dirinya kini mengalami reaksi alergi parah pada barang sehari-hari termasuk sinar matahari sekalipun. Dia mengaku setiap pergi ke bawah sinar matahari, kulitnya akan melepuh hingga bernanah. Tak hanya itu, sekujur tubuhnya juga akan terasa gatal dan buruknya dia akan pingsan.
Mengetahui dampak itu, Robyn kembali bertanya kepada dokter. Mengejutkan, dokter justru memvonis Robyn menderita erupsi cahaya polumorfik dan solar urticaria. Di mana dirinya akan langsung bereaksi terhadap sinar matahari.
"Saya akan menggunakan antihistamin dan steroid yang sangat kuat selama sisa hidup saya. Selama musim panas saya tidak dapat menikmati liburan pantai atau bahkan menghabiskan hari di taman pub," sambungnya.
0 komentar:
Posting Komentar